Nutrisi dan Dialisis
Kebutuhan nutrisi pada fase dialisis memiliki perbedaan yang signifikan dengan fase pre-dialisis.
Hemodialisis
Nutrisi juga merupakan hal yang perlu diperhatikan saat menjalani terapi hemodialisis. Walaupun saat sesi dialisis, zat sisa metabolisme tubuh akan dikeluarkan dari dalam darah, penting juga untuk mengurangi jumlah cairan yang dapat menumpuk dalam darah di antara waktu sesi dialisis.
Anda akan diminta untuk mengganti diet Anda ketika akan memulai dialisis. Contohnya, Anda akan diminta untuk membatasi jumlah cairan yang dikonsumsi per harinya. Anda juga akan diminta untuk membantasi jumlah asupan mineral (natrium, fosfat, dan kalium). Mungkin saja Anda tidak perlu mengikuti masing-masing komponen nutrisi ini. Pastikan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter Anda sebelum melakukan perubahan diet.1
Salah satu perbedaan utama dibandingkan dengan nutrisi untuk stadium awal penyakit ginjal kronis adalah kebutuhan protein yang lebih tinggi. Selama setiap sesi dialisis, sejumlah asam amino akan hilang melalui membran filter dialiser. Untuk mencegah kekurangan gizi, penting untuk mengonsumsi protein dalam jumlah yang cukup.1
----------------------------
Sources
1 National Kidney Foundation https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/kidney-failure/hemodialysis#changes (Accessed 04.01.2021)
Saat hemodialisis, pasien berisiko tinggi mengalami kehilangan energi protein. Selain kehilangan protein yang berhubungan dengan pengobatan, faktor lain juga berkontribusi terhadap kondisi ini, misalnya, kurang nafsu makan karena gejala penyakit ginjal kronis dan meningkatnya katabolisme akibat hemodialisis. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk makan dengan cukup! Terkadang Anda juga perlu mengonsumsi suplemen tambahan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi Anda. Tanyakan kepada dokter Anda mengenai suplementasi energi atau vitamin yang diperlukan.
Walaupun banyak komponen diet yang sama untuk orang yang menjalani hemodialisis atau dialisis peritoneal, namun ada juga perbedaannya:1
Dialisis Peritoneal
Beberapa perbedaan pada pasien yang menjalani dialisis peritoneal (PD) vs. pasien Hemodialisis (HD).1
Kalori
Kalori yang cukup dibutuhkan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik dan tidak mengalami malnutrisi. Untuk pasien PD, sejumlah kalori didapatkan dari larutan dialisat yang mengandung dekstrosa oleh karena itu, kebutuhan kalori dari makanan akan berkurang. Dengan demikian, pasien PD umumnya dianjurkan untuk makan lebih sedikit karbohidrat dibandingkan dengan pasien HD.
------------------------------------------------
Sources
1 www.davita.com/diet-nutrition/articles/advice/dialysis-diet-differences-hemodialysis-and-peritoneal-dialysis (Accessed 18.12.2020)
Kalium
Pada pasien HD umumnya memiliki kadar kalium yang lebih tinggi, maka dari itu normalnya mereka harus membatasi asupan kalium lebih banyak dibandingkan dengan pasien PD. Hal ini dikarenakan terapi PD dilakukan setiap hari sehingga pengeluaran kalium akan lebih efisien.
Keseimbangan Cairan
Pasien HD mungkin akan lebih merasakan dampak negatif dari ketidakseimbangan cairan dibandingkan dengan pasien PD. Maka dari itu, pasien PD cenderung dapat lebih banyak mengonsumsi cairan dibandingkan dengan pasien HD.
Kebutuhan Tinggi Protein pada Dialisis
------------------------------------------------
Sources
1 National Kidney Foundation www.kidney.org/atoz/content/nutripd (Accessed 03.12.2020)
Perbedaan utama jika dibandingkan dengan nutrisi pada stadium awal penyakit ginjal kronis adalah kebutuhan proteinnya yang lebih tinggi. Karena tubuh Anda kehilangan peptida (komponen dari protein) saat melakukan terapi dialisis, Anda perlu makan lebih banyak protein. Selain hal tersebut, ada faktor lain yang dapat menyebabkan malnutrisi protein dan energi. Seperti, berkurangnya nafsu makan pasien akibat kadar gula darah yang tinggi (akibat absorpsi glukosa dari cairan dialisis) dan akibat dari gejala penyakit ginjal kronis itu sendiri. Maka dari itu, penting untuk mengonsumsi protein serta nutrisi lainnya dengan jumlah yang cukup!1