Layanan untuk Anda

Ketoanalog adalah suatu zat yang bisa berubah menjadi asam amino di dalam tubuh. Ketoanalog tidak memproduksi zat sisa nitrogen, yang mana dapat menjadi stress tambahan untuk ginjal yang mengalami gangguan. Ketoanalog digunakan sebagai suplemen bersamaan dengan diet rendah protein, zat ini dapat membantu menunda dimulainya dialisis sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dibandingkan dengan menjalani dialisis.
 

Diet ketogenik adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang memiliki banyak kemiripan dengan diet Atkins atau diet rendah karbohidrat lainnya. Diet ini melibatkan pengurangan asupan karbohidrat secara drastis dan menggantinya dengan lemak/protein, sehingga memaksa tubuh untuk membakar lemak daripada karbohidrat sebagai sumber energi.

Normalnya karbohidrat dari makanan akan diubah menjadi glukosa, yang kemudian akan digunakan sebagai bahan bakar fungsi otak. Namun, jika hanya sedikit karbohidrat yang diterima dari makanan, hati akan mengubah lemak menjadi asam lemak dan badan keton yang nantinya akan menggantikan glukosa sebagai sumber energi. Kondisi ketika badan keton meningkat di dalam darah disebut dengan ketosis. Dari sinilah istilah diet ketogenik didapatkan.

Diet ini awalnya dikembangkan pada tahun 1920-an untuk mengobati epilepsi yang sulit dikendalikan pada anak-anak. Saat ini, diet ketogenik terkadang digunakan untuk menurunkan berat badan. Belum ada manfaat dari diet ketogenik ini untuk penyakit ginjal kronis yang telah terbukti secara klinis.

Diet rendah protein digunakan untuk mengurangi beban kerja ginjal pada pasien penyakit ginjal kronis. Produk sisa metabolisme yang dihasilkan ketika memecah protein menjadi asam amino biasanya diekskresikan melalui ginjal. Pada pasien PGK dengan gangguan fungsi ginjal, zat sisa metabolisme tidak dapat dikeluarkan oleh tubuh secara optimal, zat tersebut akan terakumulasi dan dapat menyebabkan gejala uremia. Oleh karena itu, pasien yang belum menjalani dialisis disarankan untuk mengurangi asupan protein agar mengurangi produksi zat sisa metabolisme dan meringankan kerja ginjal. 

Bergantung pada jumlah pengurangan protein yang direkomendasikan, keto-analog dapat ditambahkan ke dalam diet. Keto-analog adalah prekursor asam amino yang memastikan bahwa tubuh menerima jumlah asam amino yang tepat untuk berbagai fungsi (misalnya, membangun otot) tanpa meghasilkan produk sisa tambahan.

Diet rendah protein telah digunakan sejak tahun 1940-an untuk memperlambat progresivitas penyakit ginjal kronis dan dapat dilengkapi dengan ketoanalog sejak tahun 1980-an.
 

Karena protein dalam jumlah tinggi dapat menghasilkan produk limbah nitrogen, ketoanalog harus selalu dikombinasikan dengan diet rendah protein. Ketoanalog berfungsi sebagai prekursor untuk asam amino dan akan diubah dalam tubuh menjadi blok bangunan. Dengan demikian, ketoanalog akan memastikan bahwa tubuh menerima jumlah asam amino yang cukup untuk berbagai fungsi (misalnya perbaikan jaringan) tanpa meghasilkan produk limbah tambahan (nitrogen) yang dapat merusak ginjal.

Produk sisa metabolisme yang berasal dari katabolisme protein harus dikeluarkan melalui ginjal Anda. Pada pasien penyakit ginjal kronis, ketika fungsi ginjal terganggu, produk limbah tersebut tidak dapat dikeluarkan dengan baik dan dapat membahayakan tubuh Anda. Karena produk limbah dapat menjadi racun bagi tubuh, pasien yang belum perlu menjalani dialisis, disarankan untuk mengurangi asupan protein. Oleh karena itu, lebih sedikit limbah yang akan dihasilkan saat mengkonsumsi diet rendah protein, dan beban kerja ginjal pun akan berkurang.

Secara umum, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi natrium dalam jumlah rendah (terutama garam dapur). Anda juga harus membatasi jumlah fosfat (yang dapat ditemukan dalam makanan laut, sereal, cokelat, produk kacang-kacangan, dll.) dan pastikan Anda makan cukup kalori. Selain itu, pasien dalam tahap pra-dialisis harus makan protein dalam jumlah rendah.

Karena diet rendah protein utamanya adalah diet vegetarian, makanan tinggi protein seperti daging, ikan, telur, keju, susu/produk susu hanya diperbolehkan dalam jumlah yang sangat terbatas. Silahkan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi Anda untuk mengetahui asupan protein harian Anda.

Karena hal ini harus diputuskan berdasarkan riwayat penyakit dan kondisi individu Anda, silahkan tanyakan kepada dokter atau ahli gizi Anda.